Kondisi perekonomian di Indonesia yang dinilai masih kurang stabil, dianggap sebagai penyebab tingkat penjualan rumah turun.
Menurut Ketua Lembaga Pengkajian Pengembangan perumahan dan
Perkotaan Indonesia (LPP3I) atau Housing Urban Development Institute Zulfi
Syarif Koto, penurunan ini terjadi pada properti kelas atas dan bawah.
"Teman saya di Batam, setiap bulan yang biasanya jual rumah
30-40 unit per bulan, sekarang paling banyak 20 unit. Padahal harganya hanya Rp
100 jutaan," ungkap Zulfi kepada Kompas.com.
Dia menuturkan, penurunan penjualan bisa mencapai 20 persen
sampai 30 persen. Padahal, rumah Rp 100 juta tergolong rumah murah untuk
masyarakat berpendapatan rendah (MBR). Hal ini membuktikan, pelemahan ekonomi
mulai berdampak pada sektor properti kelas bawah.
Meski begitu, bisnis properti dengan segmentasi ini masih
bergerak. Pengembang dengan segmentasi masyarakat menengah ke bawah juga belum
sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. "Tapi tetap
saja, perputaran uangnya kan kecil dibanding (menjual) rumah besar," imbuh
Zulfi.
Penurunan ini, lanjut Zulfi, disebabkan masyarakat kelas
bawah lebih mementingkan produk yang bersifat konsumsi seperti pangan dan
sandang. Di daerah-daerah bahkan kesehatan masyarakat mulai terganggu akibat
kekeringan dan kemarau panjang, sehingga mereka lebih memilih menahan uang
tunai.
Masyarakat kelas bawah ini khawatir jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan sehingga sewaktu-waktu harus mengeluarkan uang dalam jumlah
besar.
Dengan demikian, menurut dia, pemerintah harus menjaga pangsa
pasar dengan rumah seharga Rp 200 juta ke bawah. Caranya, adalah mempermudah
izin di daerah, menekan harga lahan dan bahan material. Pasar ini yang masih
bisa menggerakkan sektor properti.
Kompas.com
Kompas.com
Penjualan Rumah Murah Turun, Pemerintah Harus Jaga Pasar
Reviewed by Desain Rumah Kreatif
on
12:00 PM
Rating:
No comments: